KUANTAN SINGINGI – Menanggapi pemberitaan yang menyebutkan dugaan pencemaran Sungai Jake oleh limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Wanasari, manajemen perusahaan menyatakan bahwa informasi tersebut tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
PT Wanasari menegaskan bahwa pengelolaan limbah di pabriknya telah berjalan sesuai standar yang berlaku dan dalam pengawasan ketat. “Kualitas limbah kami dimonitor secara realtime oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui sistem PROPER. Ini adalah sistem penilaian kinerja pengelolaan lingkungan yang bersifat transparan dan akuntabel,” ujar Andespi, Humas PT Wanasari.
Baca juga: KPK Periksa ASN dan Pihak Swasta Terkait Dugaan Pemerasan RPTKA di Kemenaker
Bahkan, pada Jumat, 25 Juli 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuantan Singingi telah melakukan kunjungan pengawasan rutin ke fasilitas pengolahan limbah PT Wanasari. “Hasil pengecekan menunjukkan bahwa seluruh kolam limbah dalam kondisi aman, tidak ditemukan kebocoran, dan pengelolaan berlangsung sesuai ketentuan,” lanjutnya.
Perusahaan juga memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan resmi maupun bukti sahih terkait kebocoran limbah atau dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Prosedur tanggap darurat juga telah disiapkan dengan baik dan rutin diuji secara internal untuk menjamin keamanan lingkungan secara menyeluruh.
Lebih lanjut, PT Wanasari menyampaikan kekhawatirannya terhadap maraknya praktik tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan profesi wartawan, yang justru menyebarkan informasi keliru demi motif tertentu. “Kami menghormati pers yang bekerja secara profesional, tetapi menyesalkan jika ada oknum yang menggunakan nama pers untuk menekan atau mendiskreditkan perusahaan. Hal seperti ini dapat merusak kepercayaan publik dan mencederai integritas media.” ungkap Andespi.
PT Wanasari tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan, transparansi, dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Perusahaan membuka ruang klarifikasi bagi siapa pun yang ingin berdialog langsung dan memastikan fakta secara objektif di lapangan, namun perusahaan mengecam praktik-praktik oknum yang tidak patut.