The SIGIT adalah band yang menentang arus utama industri musik Indonesia pada awal tahun 2000-an, saat dominasi musik pop sangat kuat. Sebagai band beraliran hard rock, mereka mendapatkan pengakuan luas, termasuk dari Rolling Stone Indonesia. Kemampuan mereka dalam menghadirkan nuansa baru pada musik rock Indonesia menjadikan The SIGIT sebagai tonggak penting dalam sejarah musik indie di tanah air. Mari kita mengenal lebih jauh band yang berpengaruh ini.
The SIGIT, atau The Super Insurgent Group of Intemperance Talent, dibentuk oleh empat siswa SMA di Bandung yang memiliki ketertarikan pada musik rock era 70-an. Berdasarkan jurnal “Katalog Anotasi Grup Musik The SIGIT” karya Bagus Handy Maajid, band ini terbentuk pada awal tahun 2000-an.
Pertama kali, The SIGIT memperkenalkan musik mereka dengan mengadakan acara musik mingguan di garasi tempat mereka biasa berlatih. Acara ini mendapat sambutan positif dari khalayak, dan popularitas mereka pun meningkat. Pada tahun 2004, The SIGIT merilis EP (Extended Play) debut mereka, yang kemudian menarik perhatian label terkenal, FFWD Records, yang memberikan mereka kesempatan untuk menampilkan karya mereka kepada khalayak yang lebih luas.
Keberhasilan The SIGIT tidak hanya terbatas di Indonesia. Pada April 2007, mereka berhasil menarik minat label rekaman Australia, Caveman, yang merilis EP mereka serta album “Visible Idea of Perfection” secara khusus di Australia. Menurut buku “Manajemen Media di Indonesia” karya Diyah Hayu Rahmitasari, pada Juni tahun yang sama, The SIGIT diundang untuk melakukan tur keliling Australia, merilis album mereka di sembilan kota, termasuk Hobart, Sydney, Perth, Brisbane, Launceston, Dunsborough, Bunbury, Melbourne, dan Adelaide, dengan 14 pertunjukan dalam kurun waktu tiga pekan.
The SIGIT juga diundang tampil di festival internasional bergengsi, South by Southwest (SXSW), pada Maret 2009, yang semakin memperkuat kehadiran mereka di kancah musik internasional.
Band ini telah meraih berbagai penghargaan sepanjang karier mereka. Single pertama mereka, “Soul Sistem,” menjadi hits di radio Bandung dan Jakarta. Mereka dinobatkan sebagai “The Hottest Rock and Roll Band” oleh Majalah Trax, menjadi pengisi soundtrack film “Catatan Akhir Sekolah”, serta masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia sebagai Pendatang Baru Terbaik pada tahun 2008.
Formasi awal The SIGIT terdiri dari Rekti Yoewono sebagai vokalis dan gitaris, Farri Icksan sebagai gitaris, Donar Armando sebagai drummer, dan Aditya Bagja Mulyana sebagai bassist. Namun, sejak Juli 2023, formasi band ini mengalami perubahan dengan bergabungnya Aghan Sudrajat sebagai bassist dan Absar Lebeh sebagai gitaris, sementara Aditya Bagja tidak lagi menjadi anggota The SIGIT. Formasi terkini mencakup Donar Armando, Farri Icksan, Rekti Yoewono, Absar Lebeh, dan Aghan Sudrajat.
image: nookmag.com